Aku adalah sebuah kelapa. Ntah dari mana asalku. Katanya, aku ini jatuh tergelinding dari sebuah truk besar pembawa buah kelapa lainnya. Yaa awalnya aku ini akan dibawa ke sebuah kota besar.
Disana banyak restoran mewah yang siap menyajikanku di atas meja yang megah. Atau mungkin aku akan dihidangkan di sebuah dapur kue bersama bahan bahan lainnya. Jangan jangan aku bisa saja diproses menjadi sebuah nata de koko yang segar itu. Loh bisa juga dagingku dibuat menjadi santan pelengkap banyak masakan.. selain itu cangkangku ini dapat dijadikan pernak pernik cantik dan indah yang dipajang di ruang tamu rumah.. waaah asik sekalii.
Tapi.. aku sudah terlanjur jatuh. Terbentur meninggalkan bekas luka lebam pada kulitku. Sakit rasanya. Aku tak bisa berbuat apa apa. Tubuh kecil ini sungguh tak berdaya. Aku merasa tidak berguna. Sekarang apa yang bisa kulakukan? Andai tubuh ini sedikit ringan. Mungkin angin bisa saja menggerakan ku kesana kemari. Ya siapa tahu saja ada seseorang yang melihat aku dan membawa pulang.
Kini aku berada di tempat yang asing. Lembab, bau, tak terurus. Rumput rumput liar tumbuh di sekelilingku. Dingiin.. aku tak tahan dengan keadaan saat ini.. aku ingin kembali ke tempat asal. Aku benar benar tak sangguup. Aku tak sanggup hanya berdiam diri dibawah sinar matahari yang terik. Aku tak sanggup harus menerima hujan yang seringkali turun..
Perlahan warna kulitku berganti menjadi kuning, kemudian terus menggelap hingga berubah jadi hitam. Kulitku terkelupas. Air yang ada di perutku juga perlahan mengering. Selain itu kini juga kelilingi jamur kecil yang menjijikan. sekarang aku benar benar pasrah. Aku payah. Aku sungguh tak bisa membayangkan bagaimana nasib ku selanjutnya. Mungkin hanya menjadi seonggok sampah busuk yang hanya bisa mengganggu kehancurannya.
Aku ingat dengan teman temanku lainnya.. bagaimana dengan mereka? Ahh pastinya mereka sudah lama bahagia dengan tugasnya sendiri. Sakit benar membayangkan mereka saat ini. Ah sudahlah.
Suatu pagi, aku merasa ada sesuatu yang asing dari tubuhku. Hihihi geli rasanya. Ada benda hijau mungil di atas kepalaku. Awalnya aku menghiraukannya. Kukira itu jamur atau lumut seperti biasanya. Namun ada yang berbeda. Benda kecil mungil itu.. kini dia tumbuh semakin besar.. besar dan besar. Aku takut. Apa yang akan terjadi pada diriku?. Aku pikir ininilah waktu ku. Tidak itu salah besar. Setelah beberapa minggu aku berpasrah sambil berdoa karena tidak ada lagi yang bisa kulakukan. Inilah jawabnya. Sekarang aku berubah. Aku bukan seonggok sampah busuk yang terbuang. Aku sudah menjadi pohon kelapa kecil. Aah bahagianyaa.
Itulah kisah hidupku 5 tahun lalu. Saat ini aku sudah berubah menjadi pohon kelapa dewasa. Pohon pohon kelapa lain di sekitarku adalah anak anaku. Mereka tumbuh dari tunas yang ada di sekitar tubuhku. Buahku kini sudah dibawa ke berbagai daerah. Daun dari kepalaku biasa dimanfaatkan menjadi berbagai jenis kerajinan dan kebutuhan. begitu pula dengan anak anaku. Tak jarang salahsatu dari mereka harus terpaksa ditebang untuk dijadikan bahan membangun rumah. Masyarakat juga memanfaatkanku sebahai tempat beristirahat dan berteduh. Anak-anak biasa berlomba untuk memanjatku untuk mengambil buah yang ada. Tubuhku seringkali terguncang tiupan angin yang kencang. Membuat aku bisa bergerak kesana kemari menikmati suasana yang indah.
Aku benar benar bersyukur pernah terjatuh dari sebuah truk. Tanpa kejadian itu, mungkin nasibku sudah selesai di dapur menjadi hidangan penutup.
"Syukuri apa yang kamu alami saat ini, bisa jadi itu adalah proses menuju suatu titik yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya"
Itulah kisah hidupku 5 tahun lalu. Saat ini aku sudah berubah menjadi pohon kelapa dewasa. Pohon pohon kelapa lain di sekitarku adalah anak anaku. Mereka tumbuh dari tunas yang ada di sekitar tubuhku. Buahku kini sudah dibawa ke berbagai daerah. Daun dari kepalaku biasa dimanfaatkan menjadi berbagai jenis kerajinan dan kebutuhan. begitu pula dengan anak anaku. Tak jarang salahsatu dari mereka harus terpaksa ditebang untuk dijadikan bahan membangun rumah. Masyarakat juga memanfaatkanku sebahai tempat beristirahat dan berteduh. Anak-anak biasa berlomba untuk memanjatku untuk mengambil buah yang ada. Tubuhku seringkali terguncang tiupan angin yang kencang. Membuat aku bisa bergerak kesana kemari menikmati suasana yang indah.
Aku benar benar bersyukur pernah terjatuh dari sebuah truk. Tanpa kejadian itu, mungkin nasibku sudah selesai di dapur menjadi hidangan penutup.
"Syukuri apa yang kamu alami saat ini, bisa jadi itu adalah proses menuju suatu titik yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya"
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung.. jika ada saran, komentar atau kritik silahkan tulis di bawah :)