Langsung ke konten utama

Sinopsis Novel Hujan Tere Liye

P.S: berisi beberapa spoiler novel Hujan. Bagi yang tidak mau baca spoiler, baiknya baca novel nya terlebih dahulu. Tapi kalau berminat, silahkan dibaca J

Posting kali ini mau ngebahas tentang novel terbarunya bang Tere Liye yang terbit bulan januari lalu. Yaitu Hujan. Sesuai cover belakang nove ini, Hujan berisi tentang persahabatan, tentang cinta, tentang melupakan, tentang perpisahan, tentang hujan. Alur cerita yang digunakan maju mundur, namun tetap mudah untuk dipahami. Dan pembacapun dapan membayangkan bagaimana suasana cerita tersebut dengan jelas melalui narasi indah yang dibuat bang Tere Liye.

Novel ini berlatarkan masa depan pada tahun 2042 – 2050. Diceritakan Lail, seorang wanita berumur 21 tahun berada di suatu ruang bersama paramedis bernama Elijah. Lail berada di tempat tersebut dikarenakan ingin menghapus ingatannya dengan cara harus menceritakan segala kisah hidupnya kepada Elijah. Dan ingatan yang ingin dihapusnya adalah : Hujan.

Lail kecil berumur 13 tahun hendak pergi ke sekolah bersama ibunya menggunakan kereta bawah tanah. Namun tak disangka, kereta tersebut berhenti mendadak. Ternyata telah terjadi bencana dahsyat meletusnya gunung purba sejenis dengan gunung toba sekian ratus tahun lalu. Semua penumpang berlari menyelamatkan diri keluar dari  terowongan ke permukaan jalan. Dan naas, hanya Lail lah dan seorang remaja laki-laki berumur 15 tahun bernama Esok lah yang selamat dari seluruh penumpang.

Semenjak kejadian tersebut, mereka berdua menjadi sangat akrab. Mereka sementara hidup di pengungsian. Esok adalah seorang remaja yang cerdas dan senang membantu orang lain. Beberapa kali ia menyelamatkan hidup Lail dari ancaman. Pernah suatu saat terjadi hujan asam, dan Esok sangat paham bahwa hujan itu sangat berbahaya. Dan pada saat itu pula, Lait tidak berada di pengungsian. Esok dengan penuh perjuangan mencari Lail keliling kota sambil membawa sepeda merah hasil pinjaman petugas pengungsian. Ternyata Laail sedang berada di tempat terakhir kali ia melihat ibunya, merenung. Esok memaksa Lail untuk kembali ke pengungsian. Dengan terpaksa Lail mengikuti perintah tersebut dan akhirnya diboncenglah Lail di jok belakang sepedah. Mereka sering berkeliling kota sambil berboncengan sepeda berdua dengan hati penuh kenyamanan.

 Hingga suatu saat, Esok diadopsi oleh orang lain, dan mereka berdua menjadi jarang bertemu. Sebelum perpisahan, Lail memberikan topi biru bertuliskan “the smart one” pada Esok. Beruntung tak lama ditinggal Esok, Lail dipindahkan ke panti sosial dan bertemu kawan baru mernama Maryam. Maryam merupakan sosok yang humoris dan apa adanya. Mereka menjalankan hidup bersama di panti, sekolah dan organisasi kesukarelaan. Maryam selalu dapat dipercaya atas segala hal, walaupun sering usil menggoda lail.

Diam diam Lail selalu memikirkan Esok hampir disetiap nafasnya. Awalnya ia sendiri tidak paham apa yang sebenarnya ia rasakan. Saat rasa rindu terhadap esok datang disetiap perjalanan hidupnya, sebenarnya Lail mudah saja menghubungi esok menggunakan telepon. Tapi Lail bukan tipe yang seperti itu. Lail hanya bisa menunggu kabar dan sesekali mengunjungi toko kue milik ibu Esok untuk bertanya bagaimana kondisi Esok.

Dengan penuh kesabaran dan pengorbanan yang Lail lakukan, ia mencoba untuk melupakan Esok yang saat itu sudah lulus kuliah. Ia pun tidak memberi kabar bahwa hari wisudanya akan datang. Namun siapa sangka, Esok datang sambil menggunakan topipemberian Lail. Orang orang kaget melihat sosok Esok yang lebih dikenal dengan Soke Bahtera. Ya, Soke adalah pemuda cerdas yang namanya sangat dikenal. Ia telah mematenkan banyak teknologi baru.
Pada hari itu, mereka berdua kembali berboncengan menuju beberapa tempat. Esok menceritakan bahwa iklim saat itu sudah sangan sulit untuk dikendalikan. Sehingga manusia akan punah. Karena itu, selama ini ia bersama ilmuan lain membuat kapal yang akan ditaruh diatas atmosfer. Hanya 10.000 manusia pilihanlah yang akan menggunakan alat tersebut.

Esok saat itu belum mengetahui siapa orang pilihan tersebut, sehingga ia tidak bisa menceritakannya lebih lanjut. Ternyata beberapa hari kemudian, Walikota membujuk Lail agar dua tiket yang dimiliki Esok diberikan pada anak sematawayangnya yang bernama Claudya. Tentu saya terjadi konflik dalam batinnya, sudah lama ia memiliki rasa cemburu terhadap Claudya. Haal yang membuatnya lebih khawatir lagi, Esok tidak menghubunginya hingga saat ini. Lail benar benar putus asa, terlebih lagi ia mendapat kabar terimakasih dari wali kota bahwa Claudya mendapatkan tiketnya. Yang artinya Esok akan pergi bersama Claudya, sedangkan ia tinggal di bumi sendiri. tanpa Esok.

Tanpa pikir panjang, ia pergi menuju klinik penghapus ingatan buruk dan bertemulah Lail dengan Elijah saat ini. Mendengar semua cerita tersebut, Elijah benar benar kaget dan tersentuh. Elijah berkali kali memastikan apakah ingatannya tentang hujan benar benar akan dihapus? Karena jika itu benar terjadi, maka semua ingatannya terhadap Esok hakan hilang samasekali.

Di luar Esok mengabarkan Maryam bahwa ia tidak pergi, melainkan tiket itu digunakan oleh ibunya dan Claudya. Maryam benar benar panikdan memberitahu esok bahwa ingatan Lail terhadap Esok akan segera dihapus. Di dalam Elijah masih terus memastikan apakah ingatan tersebun akan dihapus? Dan lail mengangguk.

Sambil terburu” Esok memasuki klinik, namun ruang itu tidak boleh diakses siapapun termasuk Esok Bahtera. Dengan Paksaan, Esok berhasil membuka ruang penghapusan memori. Namun Saat itu pula proses penghapusan yang dilakukan Lail selesai. Ia keluar bersama Elijah, Esok dan Maryam memanggil Lail dengan rasa senang. Namun Lail hanya menanggapi Maryam. Esok benar benar shok dan memastikan apakah lail mengenal dirinya? Kemudian Lail berkata bahwa akulah yang memberikan topi biru itu padamu.

Ternyata Lail tidak jadi melupakan esok, ia memeluk semua ingatannya, karena walaubagaimanapun itu adalah kisah hidupnya. Dan ia tidak rela untuk melepaskan ingatannya.
Setelah kejadiaan tersebut. Tak lama merekapun menikah dan hidup bahagia.

Kurang lebih seperti itu cerita Hujan Tere Liye. Saya masih perlu banyak belajar. Maaf kalau ringkasan ini kurang menarik.. jadi silahkan baca bukunya sendiri supaya bisa merasakan feelnya sendiri. Terimakasih banyak sudah membaca :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Air

Air Audya Nurul Fathia Setiap aku Hidup bersama mu Sepertinya.. tak akan kau hargai ku Biarkan saja, masih terlalu banyak aku yang lain lain kau lain mereka Jika aku bisa memilih Enyah saja aku dari hadapanmu Dan pasti akan ku hampiri mereka Apa pedulinya kau? Selau menyiakan keberadaan ku ini Memangnya, siapa dirimu? Berani nya kamu Asik bergembira bersamaku, tanpa memikirkan mereka Sombong sekali Memang, terlalu banyak aku di sini Tapi kumohon.. hargai aku Walau mungkin hanya setetes Karena, masih terlalu banyak yang membutuhkan diriku

Aku dan Sebuah Internet

Pengen cerita soal internet nih. Awal banget kenal yang namanya internet itu sekitar umur 5 tahunan tahun 2005 - 2006 an(adek-adekgaul). Jadi emang dari kecil tuh udah seneng main komputer. Dan game terfavorit adalah akal interaktif. Dan saat itu ngerasa 'weh gw hebatt! Mainannya akal gitulohh..' Yaaelahh. Gatau lah tapi emang akal itu seru parah pada masanya. Nah terus pernah suatu hari diajak gitu kan ke warnet. Gila, tempat apaan nih komputer semua isinya guys.. yaa jadi ibuku itu kayaknya mau ngerjain tugas atau apalah yang ngebutuhin internet ini. Dan emang internet saat itu masih susah. Ya jadi mau ga mau ya ke warnet. Secara internet saat itu Ga segampang dan semurah sekarang. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi(yaelah) akhirnya gw pun merengek utuk minjem komputernya. Disewalah satu komputer di sebelah ibu ku itu. Dan gw masih inget harga sewanya : 5000 per jam. Mahal atuh ya. Kalo buat nyalain, mencet ini, mencet itu mah bisa lah.. cuman gatau gimana caranya ngesearch...