Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Cetakan : Kedua, Oktober 2016
Tebal : 524 hlm
ISBN : 978-602-0822-34-1Zulkarnaen, pengacara muda berusia 30 tahun berasal dari Indonesia. Saat ini ia tinggal di kota Paris, Prancis.
Hari itu Zaman mendapat tugas dari tempat kerjanya nya yaitu firma hukum untuk mencari ahli waris seseorang bernama "Sri Ningsih".
Sebelum meninggal diketahui Sri meninggalkan warisan 1% saham sebuah perusahaan besar yang setara dengan 19 triliun Rupiah. Sayangnya dia tidak meninggalkan satupun wasiat. Satu satunya informasi tentang Sri yang tersisa adalah tempat tinggal terakhirnya, sebuah panti jompo di Paris. Disana Zaman mendapatkan buku diary tentang hidup Sri yang menjadi awal petualangannya dimulai.
Sri membagi diari ini menjadi 5 bagian. Juz pertama tentang kesabaran. Berlatar tahun di pulau Bungin, Sumbawa tahun 1946-1960. Mengarah pada fase kehidupannya ketika kecil. Ibunya meninggal sejak Sri dilahirkan. Di usia anak anak Ayahnya yang seorang pelaut tenggelam dalam perjalanannya, menyisakan ibu tiri, adik tirinya (Tilamuta) dan dirinya. Sri kecil hidup dengan penuh tekanan, namun ia hidup dengan kesabaran yang luar biasa.
Diari juz kedua tentang persahabatan. Berlatar sebuah pesantren di Jawa tahun 1961-1966. Sri menjalankan pendidikan nya di sana. Selain itu ia memiliki 2 orang sahabat baik Nur'ani dan Sulastri. Namun Sulastri berubah menjadi sosok yang penuh kedengkian dan menjadi seorang penghianat sahabatnya sekaligus pesantren tempat tinggalnya sendiri akibat kesalah pahaman mengenai kisah hidupnya. Nurani memberikan semua berkas surat mengenai Sri kepada Zaman.
Diary juz ketiga tentang keteguhan hati. Berlatar kota Jakarta tahun 1967-1979. Pada fase kehidupan ini Sri mengalami berbagai cobaan hidup yang berat. Namun Sri selalu memiliki ide kreatif dalam setiap pekerjaannya. Dimulai dengan berjualan nasi goreng keliling Hingga ia memiliki sebuah pabrik sabun yang besar. Namun pada suatu hari ada satu hal yang menghantuinya sehingga Sri harus menjual pabrik tersebut dan ditukar dengan 1% saham perusahaan besar. Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x.
Juz keempat tentang cinta. Berlatar kota London tahun1980-1999. Pada fase ini Sri akhirnya menemukan kisah cintanya dengan seorang pria bernama Hakan berasal dari Turki. Lagi-lagi Sri harus tegar menghadapi cobaan ketika tahu dua kali memiliki anak dan keduanya pun meninggal tak lama setelah dilahirkan. Tentunya hal ini sangat berat bagi Sri. Hingga suatu hari satu kebahagiaan Sri kembali hilang Hakan Meninggal. Sri tetap menjalani hidupnya dengan keteguhan hati.
Juz kelima tentang memeluk semua rasa sakit. Berlatar tahun 2000-.... di panti jompo Paris. Ini merupakan fase dimana Sri harus memeluk erat segala yang telah terjadi. Walaupun sudah menginjak usia tua, Sri tidak tinggal diam. Sri membawa banyak perubahan di pantinya. Bahkan di usianya tersebut Sri berhasil menjalankan cita citanya mengunjungi kelima benua di dunia.
Akhirnya Zaman berhasil menemukan benang merah dari kisah Sri Ningsih. Zaman sudah memegang surat wasiat Sri Ningsih. Namun masih ada sesuatu yang menghantui Sri walau sudah tiada. Dengan ketulusan Zaman dalam menelusuri kehidupan Sri Ningsih akhirnya harta warisan berhasil berhasil dibagikan kepada seluruh ahli warisnya.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung.. jika ada saran, komentar atau kritik silahkan tulis di bawah :)